Jet tempur Rafale pertama yang diproduksi khusus untuk Indonesia berhasil terlihat di pabrik Dassault Aviation di Bordeaux, Prancis, pada hari Rabu (30/7).
Pesawat ini memiliki nomor seri T-0301 dan termasuk varian Rafale B yang akan digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
Pengumuman kehadiran pesawat ini menunjukkan kemajuan nyata dari kontrak pembelian Rafale yang sebelumnya diumumkan beberapa waktu lalu.
Dari total pesanan awal sebanyak 24 unit, saat ini enam unit sedang dalam proses produksi.
Selain itu, Negara Indonesia juga telah mengaktifkan suatu opsi untuk pembelian tambahan sebanyak 18 unit pesawat pada awal tahun ini.
Dengan penambahan tersebut, total pesanan jet tempur Rafale untuk TNI AU mencapai 42 unit. Menurut laporan Scramble pada hari Kamis (31/7), pengiriman unit pertama dijadwalkan berlangsung pada awal 2026.
Di sisi lain, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) itu juga telah menandatangani kerja sama dengan produsen dari negara Turki, Turkish Aerospace Industries (TAI), untuk memproduksi sebuah pesawat tempur KAAN.
Kesepakatan ini memberikan peluang bagi PTDI untuk memenuhi permintaan sebanyak 48 unit pesawat KAAN, jika keputusan pembelian nantinya resmi diputuskan.
Pada bulan Mei 2025, Indonesia menandatangani letter of intent (LOI) mengenai kerja sama dengan Prancis di beberapa bidang, termasuk bidang pertahanan.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa LOI di bidang pertahanan tersebut terkait dengan pembelian alutsista strategis seperti pesawat jet tempur Rafale yang diproduksi oleh Dassault Aviation dan kapal selam Scorpene yang diproduksi oleh Naval Group.
INFOGRAFIS: Perbandingan Dassault Rafale dengan Sukhoi SU-35
Jet tempur Rafale B adalah pesawat tempur generasi 4.5 yang diproduksi oleh perusahaan Dassault Aviation, sebuah perusahaan asal negara Prancis.
Pesawat ini dirancang untuk mampu menyelesaikan berbagai jenis misi udara dengan fleksibilitas yang sangat tinggi. Versi "B" dari Rafale merupakan jenis dua kursi yang memungkinkan kolaborasi antara pilot dan operator sistem senjata. Hal ini menjadikannya cocok untuk kepentingan pelatihan, misi yang kompleks, serta operasi tempur yang membutuhkan kerja tim yang intensif.
Rafale B dikenal sebagai suatu pesawat tempur multi-peran yang sangat mampu melakukan berbagai macam tugas, seperti superioritas udara, serangan darat, pengintaian, bahkan hingga serangan nuklir, tanpa harus mengganti pesawat.
Hal ini didukung oleh teknologi avionik yang mumpuni, sistem radar AESA (Active Electronically Scanned Array), serta integrasi senjata-senjata terkini seperti rudal udara-udara Meteor dan rudal jelajah SCALP. Kombinasi semua ini menjadikan pesawat Rafale B sebagai salah satu jet tempur yang paling berbahaya dalam kelasnya itu.
Desain aerodinamis pesawat Rafale B yang dilengkapi dengan suatu sayap delta dan canard aktif untuk memberikan kemampuan dalam manuver yang sangat luar biasa, memungkinkan pesawat tersebut melakukan suatu manuver tajam dalam medan pertempuran udara jarak dekat.
Sementara itu, adanya fitur siluman pasif dan sistem peperangan elektronik SPECTRA memberikannya suatu keunggulan dalam menghindari deteksi oleh suatu radar musuh.
Beberapa negara-negara, antara lain negara India, Qatar, Mesir, dan revublik Indonesia, telah memilih pesawat Rafale sebagai bagian penting dari armada udara mereka.
Negara Indonesia sendiri memperoleh Rafale B sebagai bagian dari upaya untuk modernisasi kekuatan udara negara indonesia, yang menunjukkan komitmen terhadap pembangunan suatu pertahanan yang kuat dan mutakhir.
Dengan perpaduan teknologi canggih, kemampuan tempur multi-peran, serta efisiensi operasional yang tinggi, Rafale B bukan hanya sekadar pesawat tempur, melainkan juga mewakili kekuatan udara masa depan.
No comments:
Post a Comment